Friday, December 29, 2006

Bila sudah sampai pada ujungnya, mungkin yang perlu dilakukan bukan berpaling. Tapi menerima. Take it or leave it. Dan sekarang nampaknya, berdamai dengan pantulan di cermin adalah yang terbaik, bagi kestabilan mental dan kondisi ber'bangsa' ber'negara' yang baik.

Monday, December 25, 2006


Natal tanpa kado sama seperti bumi tanpa langit, yah mirip-mirip dengan puding coklat tanpa vla putih dengan rhumnya (tante an,tolong next time jangan lupa yaa..), semua itu sama dengan menarik nafas, tanpa menghembuskannya. Gak lengkap, gak klik gitu..

Itu sebabnya aku selalu menghadiahi kado buat orang-orang terdekatku. Mama, daddy, mas ady, granny. Kalau keadaan dompet lagi ok sih, semuanya dikasih kado, yang berarti 8 orang om tante, beserta keluarganya. Belum lagi teman, teman dekat, teman lebih dekat lagi...hahaha..hm, pokoknya kado pentinglah buatku. Lebih penting daripada buat orang yang dikasih hehe..habis maknanya saja yang dilihat, kan ngasih kado 2 game x-box ke daddy, bungkus ipod sm lipgloss ke mama, ya sama saja bohong..mereka jauh lebih punya penghasilan dari aku.

Cerita lucu natal kali ini adalah akibat kurangnya komunikasi. Selagi di kios buku bengkel deklamasi (TIM) kemarin, aku membelikan abangku majalah Visual Arts yang terbaru (gak mungkin dia udah punya gitu). Tapi....satu hal yang tidak diprediksi! Coba tebak apa...

Bayangkan dulu...
"Ma, ini kado dari ade ya?"
"Iya, mas..kayaknya sih komik luar,"

lalu mas Ady membukanya..can u imagine his face at that time?oh no..*kok familiar yaa..(terus dia ngeluarin kartu nama) iya, logonya sama! lah ini kan majalah gw!) yaaahhh..yang penting niatnya toh...dengan begitu aku jadi tahu, aku kelamaan di luar rumah sekarang, kurang komunikasi, lagian salah sendiri pindah kerjaan gak bilang2 hahahaha...

Sunday, December 10, 2006

Adakah kematian itu menakutkan?

Salah satu paman saya hari Selasa nanti akan menerima hasil lab, apakah dia terkena Ca atau 'hanya' tumor jinak. Kalau Ca, dia sudah mengatakan tidak akan menjalani kemoterapi. Membuat saya bertanya-tanya, adakah usaha penyembuhan yang berdampak penurunan kualitas fisik bagian luar menjadi penyebabnya? Ataukah itu semua lebih berakibat 'bola salju' terhadap semangat hidupnya?

Jadi ingat kemarin saya mengalami kelelahan dalam hidup. Lalu berkata, ingin menggantikan posisi siapa saja yang kebetulan masih ingin hidup tapi harus berjuang melawan penyakitnya, dan kalah. Semua itu rasa-rasanya harus dikembalikan pada perasaan terpaksa. Penjara bukanlah penjara bila kita menerimanya, anggap saja sebagai tempat meditasi, kontemplasi yang paling private. Demikian pula dengan masalah kehidupan-kematian...

Saya jujur 'sedang' berada di fase tidak takut mati. Proses menuju mati mungkin lebih menakutkan. Karena saya tahu kita lahir sendiri, dan mati sendiri. Bila dalam hidup kita bersama orang yang kita cintai, itu anugerah. Bila mati didampingi mereka-mereka itu, adalah sebuah anugerah lagi yang tak ternilai. Tapi, siapa yang tahu dengan masa depan?

Di atas kesombongan saya tadi, saya juga merasa...meninggalkan (mati) dan ditinggalkan (mati) oleh orang-orang yang dicintai, adalah derita yang luar biasa.

Saturday, December 09, 2006

Atas penghargaan saya atas Bandung, masyarakat Sunda, makanan dan otomatis hiburannya. Berikut dikutip dari milis liputan milik anak-anak UPH.

Pelem Hollywood persi Sunda :

Saving Private Ryan -- Nulungan si Rian
Enemy At The Gate -- Musuh Ngajedog di Pager
Rocky -- Osok Neunggeulan Batur
Rain Man -- Lalaki Cicing di Bogor
Die Hard - Teu Paeh-Paeh
Die Hard II -- Can Paeh Keneh, euy
There's Something About Marry -- Ari Ceu Meri Kunaon Teh?
Mission Impossible -- Moal Bisa Atuh
Titanic -- Tilelep Paycheck -- Nganjuk Heula
Reign of Fire -- Beubeuleuman
Original Sin -- Tara Ka Mesjid
Sleepless In Seattle -- Cenghar Di Ciateul
Silence of The Lambs -- Embe Pundung
Ghost -- Jurig Kasep
Bad Boys -- Budak Baong
Are We There Yet? -- Lila Amat Teh Nepina?
Home Alone -- Katinggaleun di Imah
Freddy vs Jason -- Pasea
Casablanca -- Mengkol Ti Sudirman
Gone In Sixty Seconds -- Indit Siah Gancang!
The Awakening -- Hudang Sare
After The Sunset -- Tereh Maghrib
The End of Days -- Seep Waktosna
Godfather -- Juragan Sepuh
Godfather II -- Juragan Anom

Friday, December 08, 2006

ngawur gak pake mikir ala selebritis

Menurut HS (seorang artis ibukota), sebaiknya pemberantasan korupsi diikuti dengan penegakan hukum yang tegas."Seperti yang terkena hukumannya tidak hanya orangnya tapi keluarganya juga mendapatkan hukuman, kalau perlu hukumannya digantung," kata HS.

Tulisan di atas saya kutip dari website Antara. Heran saja dengan aksi selebriti akhir-akhir ini. Kenapa mereka yang sudah merasa pamornya mulai turun, tidak sekalian terjun ke dunia sosial, membantu lingkungan sekitar dan orang-orang yang kekurangan ketimbang ngebrel sana sini tentang hal-hal dengan penyelesaian abstrak? Toh hasilnya sama saja, malahan aksi lebih baik dari omongan, kalau mau buktikan diri pintar dan patut dimuat di media massa (sekalian mengangin-anginkan nama supaya orang tidak cepat lupa).

Memangnya tidak berfikir ya kalau hukum Indonesia masih banyak cacatnya? Apa definisi dari korupsi, siapa sih orang yang tidak bebas dari korupsi, mengingat semua orang ingin pulang cepat dan selalu mencoba pulang cepat kurang sedikit dari jam pulang kantornya (ini pun adalah korupsi waktu). Kalau pun memang harta benda orang lain/negara yang dikorupsi, benar atau tidak tuduhan tersebut. Sudah tahu sekarang bukan raja hutan lagi yang menang, tapi hewan yang namanya 'duit'.

Coba deh, hari gini yang rawan dengan huru hara. Pantas atau tidak bilang 'gantung saja' di tengah darah panas orang-orang kita yang tidak melulu darah muda? Ah, mbo' klo ngomong diayak dikit toh, buktikan pernah mengenyam sekolah setidaknya. Jangan bangunin macan tidur, apalagi kalau tidurnya bak orang Indonesia.

Thursday, December 07, 2006

Kalau dalam lima menit...

Kalau kamu akan meninggal dalam waktu lima menit (dan kamu beruntung mengetahui hal tersebut), siapakah yang akan kamu pikirkan?

Well, that is one fine question! Kalau saya, orang yang akan saya pikirkan adalah orang yang paling dekat dengan saya, orang yang mengisi hari-hari saya. Kalau pun tidak ada, orang yang setidaknya pernah mengisi hari-hari saya. Tanpa perlu saya pikirkan, apakah dia cukup kuat atau tidak ya, hidup tanpa saya.

Apa iya dalam lima menit terakhir masih mau mikirin "siapa yang paling menderita ya kalau saya meninggal? tupin di rumah yang kelaparan..burung beo baru yang blm bs bicara..teman yang menghilang karna menurutnya saya sudah tidak bs memberinya apa2."

Ah, what a life....complicated and beautiful.

Demikianlah mereka, kamu, dan aku tercipta dalam fikir yang berbeda =)

invite friends

Dimana ada api, disitu ada asap. Saya jarang melihatnya sebagai sebab akibat. Lebih kepada, suatu hal terjadi atas suatu alasan. Hal paling konyol sekaligus paling bermanfaat bagi saya adalah apa yang dinamakan friendster. Dengan friendster, saya melihat sahabat saya selingkuh, dan saya sendiri sering sekali bertengkar hingga bertikai (untung belum bertikam) hanya karna masalah friendster. Testi ini tidak suka lah, siapa itu teman kamu kok saya belum kenal lah..bla bla bla. Di sisi lain, frienster menjadi alat jualan yang oke banget. Name it, dari promosi hingga marketing, semua bisa digapai lewat friendster yang note bene gratis.

Nah, kembali ke suatu hal yang terjadi karna suatu alasan. Saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang bisa bersikap angkuh terhadap orang lain. Seperti begini kasusnya. Saya pernah pacaran dengan X. Y adalah mantan pacar X. Oh, rupanya Y mengamati saya sedari dulu hingga sekarang melalui friendster, tapi setiap kali saya ajak berteman dengan meng-invite-nya, selalu saja direject. Well, learn this sentence my dear...," if you can't fight them, join them!". Jadi untuk apa bermusuhan dengan suatu hal yang tidak membahayakanmu? =)